Recent Posts

Mudah, Murah dan Terpercaya

Menyediakan tanaman hias, indoor untuk perkantoran, rumah sakit, bank, apartemen dan restoran dengan biaya sewa murah.

Mudah, Murah dan Terpercaya

Menyediakan tanaman hias, indoor untuk perkantoran, rumah sakit, bank, apartemen dan restoran dengan biaya sewa murah.

Mudah, Murah dan Terpercaya

Menyediakan tanaman hias, indoor untuk perkantoran, rumah sakit, bank, apartemen dan restoran dengan biaya sewa murah.

Mudah, Murah dan Terpercaya

Menyediakan tanaman hias, indoor untuk perkantoran, rumah sakit, bank, apartemen dan restoran dengan biaya sewa murah.

Mudah, Murah dan Terpercaya

Menyediakan tanaman hias, indoor untuk perkantoran, rumah sakit, bank, apartemen dan restoran dengan biaya sewa murah.

Kamis, 23 Mei 2013

Pengendalian Rayap di Perkebunan Kelapa Sawit

Pengendalian Rayap
        Rayap adalah merupakan hama yang utama di perkebunan kelapa sawit;
        Langkah pengendalian yang tidak efektif akan mengakibatkan kegagalan yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan.
Penyebaran :
        Jalan masuk utama spesies ini ke pokok adalah dari sekitar pucuk menuju ke bawah.
        Penularan biasanya terjadi mulai dari pokok-pokok yang ditanam yang berdekatan dengan tumpukan bahan kayu.


        Rayap ini mematikan pokok dengan cara mengkonsumsi jaringan apical meristematik
         Bila pokok sudah mati maka rayap-rayap tersebut mulai menular ke satu atau lebih dari pokok-pokok yang ada di sekitarnya
Gejala :
        Pokok yang terinfeksi ditandai dengan terdapatnya gundukan tanah yang segar di sekitar tajuk tanaman;
        Warna coklat kekuningan terlihat pada daun tombak & pelepah bagian atas.

Stadium Awal
        Terdapat gundukan tanah segar dipangkal pelepah, bunga, buah & daun tombak yang sedang berkembang. Pada stadium ini baik daun tombak dan pelepah-pelepah yang lebih atas masih berwarna hijau.
        Stadium ini adalah waktu yang terbaik untuk pengendalian rayap dengan cara penyiraman/penyemprotan.
Stadium menengah/sedang
        Daun tombak dan 2-3 pelepah muda yang lebih atas bertukar warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan.
        Pemulihan terhadap pokok yang terserang rayap pada stadium sedang setelah perlakuan. Pelepah-pelepah yang baru yang muncul adalah normal yaitu tidak berkurang panjang pelepahnya.
Stadium lanjut
        Daun tombak dan 2-3 pelepah diatasnya mulai kering dan warnanya berubah menjadi kecoklatan. Daun tombak menjadi busuk dan lambat laun patah/sengkleh.
        Pada stadium ini kecil kemungkinan untuk menyelamatkan pokok.
        Pemulihan terhadap pokok yang terserang rayap pada stadium lanjut setelah perlakuan. Pelepah-pelepah yang baru muncul umumnya menjadi lebih kecil.
        Pokok mati ditandai dengan mengeringnya daun pupus dan akhirnya sengkleh/patah.
        Pokok mati : dari 3-8% pokok terserang 3-5% mati;
        Menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan karena berkurangnya kepadatan tanaman/ha.
System peringatan dini;
        Dapatkan informasi selengkap mungkin & seawal mungkin;
        Melakukan treatmen yang direkomendasikan segera.
Pengendalian Rayap
        Bahan fipronil (dalam perdagangan adalah Reagent 50 SC dengan kandungan b.a 5 %).
        Aplikasi friponil menggunakan metode semprotan/penyiraman
        Campuran racun adalah 7.5 ml Reagent 50 SC dalam 15 L air (0.5 ml/L air)
         Untuk tanaman berumur > 1 tahun adalah 5 L campuran/pokok
         Untuk tanaman berumur  < 1 tahun adalah 2.5 L campuran/pokok
        Setengah dari larutan tersebut disemprotkan di bagian pucuk & setengahnya lagi di pangkal pokok.
Catatan:
        Bila gundukan tanah ini tebal maka lakukan pengikisan tanah tersebut sebelum melakukan penyemprotan.
        Bila rayap-rayap di pokok sudah mati maka gundukan tanah di pokok yang terserang perlahan akan kering.
        Yang harus diketahui adalah pengendalian rayap ini harus dilakukan selekas mungkin, tidak lebih dari stadium menengah/sedang.
        Aplikasi ini diulangi lagi begitu terdeteksi ada penularan lagi.

Jumat, 03 Mei 2013

GULMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

GULMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Definisi Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh  pada tempat yang tidak dikehendaki dan  merugikan tanaman yang diusahakan
Gulma di Pekebunan Kelapa Sawit
        Rumput-rumputan
        Gulma berdaun lebar
        Teki-tekian
        Pakis-pakisan
        Epifit (Tumbuhan penumpang)
        Tanaman liar
Rumput-rumputan
        Paspalum conjugatum
        Othochloa nodosa
        Axonopus comperssus
        Eleusine indica
        Imperata cylindica
        Ischaemum muticum
        Penisetum polystachion
Gulma Daun Lebar –  Tidak Menjalar
        Asystasia gangetica
        Borreria latifolia
        Ageratum conyzoides
        Cleome rutidosperma
        Euphorbia hirta
        Physallis minima
Gulma Daun Lebar – menjalar
        Mikania micrantha
        Mormordica charantia
        Passiflora foetida
        Tetracera indica
        Paederia foetida
Gulma Daun Lebar – berkayu
        Melastoma malabathricum
        Clidemia hirta
        Lantana camara
        Chromolaena odorata
        Solanum torvum
        Mimosa pigra
Teki-tekian
        Cyperus digitatus
        Cyperus rotundus
        Cyperus iria
        Cyperus brevifolius
        Rhynchospora corymbosa
        Scleria sumatrensis
Pakis-pakisan
        Nephrolepis biserrata
        Dicranopteris linearis
        Stenochlaena palustris
        Lygodium flexuosum
        Adiantum sp.

Rabu, 01 Mei 2013

Acceptable Natural Covers


Acceptable Natural Covers
Generally, where leguminous covers do not predominate, soft grasses, ferns and nectariferous herbs are preferred to bare ground conditions. The following species are considered acceptable (B) in plantation

Botanical Name
Common Name
Category
Grasses :
Axonopus compressus
Carpet grass
B
Brachiaria distachya
B
Centotheca lappaces
Barbed grass
B
Commelina nudiflora
Common spiderwort
BNot a grass
Cyrtococcum accrescens
Diffuse panic grass
B
Paspalum conjugatum
Buffalo grass
B
Herbs :
Ageratum conyzoides
White weed
B*
Borreria latifolia
Broadleafed button weed
B
Cleome rutidosperma
B*
Curculigo villosa
Weevil – wort
B
Dianella nemerosa
B
Euphorbia hirta
Spurge
B*
Erecthites valerianifolia
Malayan groundsel
B *
Physallis minima
Bladder cherry
B
Legumes:
Clitoria laurifolia
And most others
B *
Crotolaria spp
B

Undesirable or Noxious Weeds
The following species are considered noxious and should be eradicated:

Botanical Name
Common Name
Asystasia intrusa
Asystasia
Bracharia mutica
Giant bamboo grass
Chromolaena odorata
Siam weed
Clidemia hirta
Linggi weed
Eupatorium odoratum (Chromolaena odoratus)
Siam weed
Dicranopteris (Gleichenia linearis)
Bracken (Resam)
Eleusine indica
Goose grass
Hedyotis verticiliata
Woody borreria
Imperata cylindrica
Lalang
Ischaemum muticum
Bamboo grass
Lantana camara
Lantana
Melastoma malabathricum
Straits Rhododendron
Mikania micrantha
Mile-a-minute
Mimosa pigra
Giant mimosa
Mimosa invisa
Giant Mimosa
Paspalum picticulatum
Giant paspalum
Passiflora foetida
Passiflora
Pennisetum polystachyon
Mission grass (Ekor kucing)
Rottboellia exaltata
Itch grass
Scleria spp
Sedges
Stenochlaena palustrus
Paku Pakis
Tetracera scandens
Paku merah
And all other woody species

Obat kanker herbal

Penyakit Kanker
Sudah Tidak Berbahaya Lagi


Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman
"KELADI TIKUS" (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain..

Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs.Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia .

Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti
Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris , Australia , Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia.

Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker
payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus
menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.
"Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan
kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.

Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan
informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysiauntuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah  toko obat di Malaysia , secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996.
"Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi,
tapi langsung pulang ke Indonesia ," kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.

Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman
tersebut.. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata,
mereka menemukan tanaman itu di sana .. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di
Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu.

Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut. "Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu.

Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal," lanjut Boni.

Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. "Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh
mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta ," kata Patoppoi. Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya.. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi.

Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar
mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan
pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali."Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.

Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi
Dr.Teo melalui fax untukmenginformasik an bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia. Kemudian Dr . Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.

Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos,Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut. "Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.

Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi..
Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos.
Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi,
karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.

Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang , Malaysia . Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia , Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut

mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia . Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live" edisi
revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr.. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya . Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia , yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care.
Cancer Care Malaysiatelah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita," kata Boni.

Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan. Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus
obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia , sekitar 40-60 Ringgit Malaysia ," lanjut Boni. " Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. " tambahnya.

Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker
ginjal. Adadua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabayaini. Pasien
pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi.

Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia . Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai "ter-kun" atau dokter-dukun. "Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern," kata dokter tersebut.

Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan
sabu-sabu di Surabaya , yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III,
pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut. "Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi," sambung Boni sambil tertawa.

Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan.

Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker
payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas,
dan hepatitis.

Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan. Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjut sehubungan dengan artikel "Obat Kanker" bisa menghubungi perwakilan lembaga sosial